Senin, 30 Mei 2016

HANYA ALLAH YANG SANGGUP MEMBALAS PARA PENGEMBAN DAKWAH YANG IKHLAS



Anda adalah orang besar dalam pandangan Allah, meskipun yang Anda lakukan itu tampak kecil dan sederhana dalam pandangan manusia. Yang anda lakukan adalah aktivitas yang mencengangkan, meskipun banyak orang menganggapnya sebagai sesuatu yang sia-sia. Bobot perjuangan Anda lebih berat daripada himpunan gunung-gunung batu, meskipun banyak orang yang meremehkannya.

Anda telah mengukir sejarah dengan tinta emas. Para malaikat di langit hormat kepada Anda. Apa yang telah Anda lakukan benar-benar sesuatu yang luar biasa. Pilihan Anda benar-benar menakjubkan.

Pilihan, aktivitas dan prestasi Anda tidak layak jika hanya dinilai dengan duniawi. Dunia ini tak kan cukup untuk dijadikan balasan untuk Anda. Dunia ini terlalu kecil. Pujian manusia tak akan sanggup menggambarkan kemuliaan Anda. Sebab, yang layak buat Anda adalah rahmat dan keridhaan dari Allah dan Rasul-Nya. Surga, negeri keabadian, itulah yang layak buat orang-orang seperti Anda.

Oleh karena itulah, jika ada diantara kita yang masih mengharap dunia dengan aktivitas kita, atau merasa iri dengan sebagian anggota masyarakat yang mendapat bagian dunia yang lebih banyak, atau mengeluh dengan keadaan yang serba kekurangan, atau tidak adanya ucapan-ucapan terima kasih dan sanjungan dari masyarakat, maka sebenarnya hal itu merupakan sikap yang kurang tepat. Sebab, Anda lebih layak mendapat yang lebih besar dari itu, yaitu rahmat dan keridhaan dari Allah dan Rasul-Nya.

Namun jika ada diantara kita yang masih sedikit mengharap balasan-balasan kecil berupa kenikmatan dunia, maka hal itu adalah wajar karena Anda adalah manusia biasa, bukan malaikat. Namun, sebenarnya Anda tidak layak jika mendapatkan reward berupa dunia. Anda lebih berhak untuk mendapat yang lebih besar dari semua itu.

Oleh karena itu, marilah kita kejar yang lebih besar. Kita tidak perlu sedih dengan hal-hal kecil dari pernak-pernik dunia.

Marilah kita ambil pelajaran dari peristiwa yang pernah dialami oleh para sahabat Rasulullah yang saat ini perjuangannya tengah kita lanjutkan.

Suatu ketika Rasulullah pernah membagikan harta ghanimah dari perang Hunain. Kepada pemimpin-pemimpin Arab dan orang-orang muallaf (orang yang baru masuk Islam) diberikan jatah yang banyak, sementara sahabat Anshar tidak diberikan apa-apa. Sebagai manusia biasa, sahabat Anshar kurang berkenan terhadap keputusan yang telah diambil Rasulullah ini.

Karena itulah, kemudian Rasulullah mengumpulkan mereka dan menjelaskan mengapa beliau membaginya seperti itu. Rasulullah menyatakan bahwa beliau akan senantiasa bersama mereka, dan sangat mencintai mereka. Rasulullah menjelaskan bahwa pembagian itu dilakukan semata-mata untuk memikat hati (para muallaf), karena tipisnya keimanan mereka.

Rasulullah bersabda, “Demi Allah, jika kalian mau, maka kalian dapat berkata, ‘Engkau datang kepada kami dalam keadaan didustakan, namun kami justru membenarkan engkau. Engkau datang dalam keadaan lemah dan kami yang menolong engkau. Engkau datang dalam keadaan terusir dan kamilah yang memberikan tempat. Engkau datang dalam keadaan miskin dan justru kamilah yang menampung engkau’.

Apakah di dalam hati kalian masih terbersit hasrat keduniaan, yang dengan keduniaan itu aku hendak mengambil hati segolongan orang agar masuk Islam, sedangkan terhadap keislaman kalian aku sudah percaya?

Wahai orang-orang Anshar, apakah hati kalian tidak berkenan jika orang-orang lain kembali pulang membawa domba dan onta, sedangkan kalian kembali pulang bersama Rasulullah ke tempat tinggal kalian?

Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di dalam genggaman-Nya, kalau bukan karena hijrah, tentu aku termasuk orang-orang Anshar. Jika orang-orang menempuh suatu jalan di celah gunung, dan orang-orang Anshar menempuh jalan yang lain, tentu aku memilih jalan yang ditempuh orang-orang Anshar.

Ya Allah, berikan rahmat kepada orang-orang Anshar, anak-anak mereka dan cucu-cucu mereka.”

Belum selesai Rasulullah berkata, mereka tak mampu membendung air mata, sehingga air mata jatuh berlinangan. Mereka berkata, “Kami ridha terhadap Rasulullah.”

Ya, mereka sangat berbahagia dan bergetar hatinya mendapatkan ridha dari Allah dan Rasulullah. Kemilau perhiasan dunia yang sempat terbersit di hatinya segera dihilangkan.

Dunia ini terlalu kecil. Maka, tidak layak sesuatu yang kecil ini kemudian menyita seluruh energi kita sehingga sesuatu yang besar menjadi terbengkalai. Sudah sewajarnya dunia dan seluruh kenikmatan yang ada di dalamnya tidak membuat kita sedih dan lupa. Rasulullah bahkan menggambarkan dunia itu hanyalah setetes air dari lautan.

Beliau bersabda, “Perbandingan dunia dan akhirat itu seperti salah seorang dari kalian memasukkan jarinya di laut, kemudian perhatikanlah apa yang menempel ketika ia diangkat (itulah dunia).” (HR. Muslim, Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

Allah, sang pencipta dunia dan seluruh isinya, menjelaskan tentang dunia ini, “Katakanlah, ‘kenikmatan dunia itu sangatlah sedikit, sedangkan akhirat itu lebih baik bagi siapa yang bertaqwa.” (TQS. An-Nisa [4]: 77). “Wahai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan (sementara). Dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal.” (TQS. Al Mu’min [40]: 39)

Jadi, orang besar seperti Anda dan seperti sahabat Rasulullah tidak layak jika hanya mendapat balasan yang kecil berupa dunia. Anda dan Sahabat Rasulullah lebih berhak mendapatkan balasan yang jauh lebih besar dari semua itu, yaitu keridhaan Allah dan Rasul-Nya. Hanya Allah saja yang sanggup memberikan jannah (surga) kepada hamba-hamba-Nya yang mulia.

“Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang pertama dan awal masuk Islam) dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah. Dan Allah menyediakan bagi mereka jannah yang mengalir sungai-sungai di bawahnya. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (TQS. At-Taubah [9]: 100)"

Wallahu a'lam.⚫️
(Ust Choirul Anam)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar