Rabu, 10 Agustus 2016

Antara Al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani & Ibnu 'Atha'illah al-Iskandari -rahimahumallâh-





Al-Qadhi Taqiyuddin al-Nabhani -rahimahullâh- (w. 1977 M) menjelaskan perkara asasi di awal pembahasan kitab pertama yang mesti dikaji setiap syabab Hizbut Tahrir, yakni pembahasan mengenai al-nahdhah (kebangkitan).
Menariknya, kata al-nahdhah pun kita temukan dalam untaian kalimat Ibnu ‘Atha’illah al-Iskandari al-Syadzili -rahimahullâh- (w. 1309 M) dalam kitabnya yang monumental, Al-Hikam:

لا تَصْحَبْ من لا يُنْهِضُك حالُه ولا يدلك على الله مقالُه
“Janganlah engkau berkawan dengan orang yang keadaannya tidak akan membangkitkanmu (baca: menyadarkanmu-pen.) dan tidak pula menunjukkan engkau kembali kepada Allah.”

Al-Hafizh Muhammad Hayat al-Sindi -rahimahullâh- (w. 1163 H) menjelaskan makna (لا تصحب من لا ينهضك) yakni tidak menyokongmu, membimbingmu kepada Allah dan keta’atan kepada-Nya karena hidupnya bukan karena Allah. Makna (ولا يدلك على الله مقاله) karena kesibukannya terhadap selain Allah. Dan hubungan pertemanan sangat berpengaruh dalam kehidupan agamanya. (Muhammad Hayat al-Sindi, Syarh al-Hikam al-‘Athâ’iyyah, Beirut: Mu’assasat al-Ma’ârif, cet. I, 1431 H/2010, hlm.37)

Untaian nasihat indah di atas mengisyaratkan bahwa kebangkitan atau kesadaran seseorang bisa diraih dari teman pergaulan, yakni dengan memerhatikan lingkungan pergaulan dan pertemanan. Dari untaian nasihat Ibnu 'Atha'illah di atas, sudah semestinya mendorong seseorang bersemangat bergabung dalam barisan dakwah memperjuangkan syari'at Allah, bersama-sama dengan para ikhwah fillah yang menasihati dirinya dan orang lain saling memperbaiki diri. Konsep ini sebenarnya konsep yang sudah diajarkan yang mulia Rasulullah -shallallahu 'alayhi wa sallam-. Hadits dari Abu Sa’id al-Khudri -radhiyallahu 'anhu-, bahwa ia mendengar Rasulullah -shallallahu 'alayhi wa sallam- bersabda:

«لاَ تُصَاحِبْ إِلاَّ مُؤْمِنًا وَلاَ يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلاَّ تَقِيٌّ»
“Janganlah engkau bergaul erat kecuali dengan orang beriman, dan jangan ada yang memakan makananmu kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (HR. Ahmad, Al-Tirmidzi, dll)

Maka mari bergabung bersama gerakan dakwah yang memperjuangkan tegaknya Al-Islam dalam kehidupan: http://hizbut-tahrir.or.id/gabung/

Dan sedikit informasi, menurut Dr. HM Afif Hasan, konon karena kata itulah (al-nahdhah) Kyai Hasyim Asy’ari -rahimahullâh- sadar dan bangkit mendirikan sebuah Ormas Islam yang bernama Nahdlatul Ulama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar