Rabu, 23 September 2015

Antara Ahlul Haq dan Orang Bijak


by: Rahmawan Puspawijaya

Kata-kata yang terdengar bijak, belum tentu benar. Islam menuntut kita berkata2 dan berperilaku sebagai pancaran dari aqidah, sebagai bentuk ketaatan terhadap syariah. Jika kita hanya ingin berkata2 bijak, bisa belajar pada filsafat yunani, atau kaum liberal yang fasih berkata2 bijak menggunakan akal pikirannya, tanpa terkait dengan aqidah islam. Tujuan dibuatnya tulisan ini adalah untuk membangun kesadaran, bukan untuk memojokkan pihak manapun. Semoga Allah melapangkan qolbu kita semua untuk terus menuju kebenaran.
Berikut adalah contoh kata2 populer yang biasa terdengar bijak, tapi sebenarnya bukan pancaran dari tsaqofah Islam. Tapi merupakan pola fikir yang terlahir dari berabad2 ghozwul fikr (perang pemikiran) Islam dengan pemikiran luar Islam yg terjadi ditengah umat, yg kemudian penulis coba luruskan melalui dialektikal yang dinarasikan melalui dialog antara "orang bijak" dan "ahlul haq" *.
*ahlul haq = pengikut kebenaran. Berbeda dengan Al Haq = yang Maha Benar, yaitu Allah SWT
ORANG BIJAK : bagaimana caranya memindahkan batu segunung ? ambil satu batu demi satu batu dan pindahkan, mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri.
AHLUL HAQ* : percuma anda pindahkan jika masih ada orang lain yang mengembalikan batu itu ketempat semula. Pastikan dulu semua orang bertujuan yang sama, barulah dimulai.
ORANG BIJAK : Tegakkan syariat Islam pada pribadi dari individu ke individu. Secara bertahap masyarakat akan berubah dan negara Islam akan terwujud.
AHLUL HAQ : Ketika anda berdakwah satu demi satu, musuh Islam juga sedang berdakwah.. tidak hanya satu demi satu, tapi juga menerapkan hukum bathil yang menyesatkan masyarakat. Maka ajaklah dahulu se-banyak2nya orang menuju tegaknya hukum Islam yg utuh, maka dakwah akan terlindung ke seluruh penjuru.
ORANG BIJAK : Islam Nusantara adalah model Islam terbaik, menerima perbedaan, bertoleransi dan bermusyawarah. Demokrasi sejalan dengan Islam.
AHLUL HAQ : Adakah islam di dunia ini yang lebih toleran, lebih menerima perbedaan dan lebih bermusyawarah dari Rosul SAW ? Tapi Rosululloh tidak memusyawarahkan apa2 yg telah jelas keharamannya, atau kekufurannya. Rosul bermusayawarah hanya pada perkara yg mubah.
ORANG BIJAK : Kita tidak boleh merasa paling benar, Allah dan RosulNya lah yang paling tahu. Kita menghargai perbedaan.
AHLUL HAQ : Allah dan Rosulnya tentu yang paling tahu.. Tapi jangan gunakan itu untuk berdalih dari mencari kebenaran yang haq. Kapan kita akan tahu apa yang benar2 dimaksud oleh Allah dan Rosul jika isi kepala terus memelihara jargon "tidak ada kebenaran yang mutlak" ala liberalis ?
ORANG BIJAK : Gunakanlah Hati .. Hati itu yang akan memandumu di jalan yang benar.
AHLUL HAQ : Berhentilah menggunakan istilah hati nurani.. Dari mana anda tahu hati anda telah benar atau sedang salah ? Hati juga masih membutuhkan asupan berupa kebenaran sehingga dia bisa memancarkan kebenaran. Gunakanlah istilah Qolbun Salim. Yaitu akal dan perasaan yang terikat aqidah dan tunduk pada syariah, yang melahirkan perkataan dan perbuatan di jalan yang benar.
ORANG BIJAK : Iman itu adanya di hati. Hanya orang-orang yang mendapatkan hidayah yang mendapatkan Iman. iialah yang telah dipilih oleh Allah. Yang penting bersyukur atas iman islam, dan tidak usah macam-macam.
AHLUL HAQ : Tentu nikmat iman adalah hal utama yang harus disyukuri. Tapi Jika berfikirnya hanya sampai di situ, bagaimana nasib orang yang belum Islam ? Apakah Rosululloh bermaksud islam ini hanya untuk orang islam, atau untuk mengajak sebanyak2 orang ke surga?
Urusilah yang telah jelas, dan serahkan rahasia Allah padaNya. Kepada siapa jatuh pilihan Allah atas iman / kafirnya seseorang adalah mutlak Rahasia Allah. Bahkan jika anda sudah merasa beriman, Allah bisa lepaskan.. Ada orang yang kafir, kapanpun kemudian Allah bisa islamkan. Biarlah Rahasia itu menjadi milik Allah.
Yang telah jelas dan bukan rahasia lagi adalah bahwa Allah menghendaki Islam menjadi rahmat bagi seluruh alam. Semua manusia dilahirkan Islam. Semua manusia diberi akal. Keberadaan akal itu sendiri adalah bagian dari hidayah, agar manusia bisa menerima dakwah Islam, dan berproses berfikir untuk menerima kebenaran. Tugas kita yang sudah islam untuk memahamkan yang belum islam. Semua manusia mencari Tuhannya, mencari tempat kembali, mencari ketentraman hati dan kepuasan akal, dan tujuan hidup.
Apakah Islam mengajarkan seperti yang anda fikirkan ? tidak usah macam-macam, Allah sudah menentukan semuanya ? Apakah ketika terjadi kemungkaran di depan mata anda diam tidak usah macam2? apakah ketika kaum muslimin ditindas penguasa dzolim anda berlepas diri dari dakwah kepada penguasa, hanya karena tidak ingin macam-macam? kan tidak begitu.
ORANG BIJAK : belajar agama itu jangan pakai akal... akal itu sumbernya hawa nafsu. Hawa nafsu itu dari setan. Pakailah hati...
AHLUL HAQ : Kalau akal disebut hawa nafsu, mau tdk anda sholat bermakmum kepada seekor lembu yang tidak berakal sekalian ? Atau anda mau memiliki ulil amri seekor gorila ? Cocok kan ngga ada akalnya ? Atau bahkan mau dipimpin oleh yang lebih rendah dari hewan.. yg dalam alquran disebut diberi qolbu tapi tak mau berfikir ? Ya tentu tidak begitukan?
Ketika anda mengurusi tujuan duniawi, saya yakin anda tahu bahwa anda menggunakan akal. Lalu kenapa untuk masalah akhirat yang kekal anda tidak mau menggunakan akal anda ?
Pemahaman yang benar adalah... letakkan akal dan perasaanmu di bawah kehendak Allah berupa hukum syara. Gunakan akal itu untuk memahami agama dengan benar, dan bertaqwa. Anda besok shubuh berencana sholat shubuh pun adalah bukti dari aktifitas akal anda.. karena tidak ada tali di hidung anda dan pecut dipunggung anda misalnya untuk Memaksa anda sholat, tapi anda akan melakukannya juga. Itu karena akal anda mengenali perintah sholat, dan memahami cara sholat, dan sadar akan ancaman bagi yang meninggalkan sholat.
ORANG BIJAK : tanpa saya rencanakan pun Allah sudah tahu saya akan sholat besok atau tidak. Allahlah yang mengerakkan anggota tubuh saya untuk melakukannya.
AHLUL HAQ : Allah mengetahui semuanya, itu adalah bagian dari Iman. Bahkan anda sendiripun tidak tahu kalau Allah masih memanjangkan umur anda sampai besok, atau sampai nanti malam, atau masih lama.
Pertanyaannya di akhirat kelak apakah anda akan dihisab atas perbuatan Allah terhadap anda, atau atas perbuatan anda menolak / mendirikan sholat besok?
ORANG BIJAK : Merubah masyarakat itu dengan Akhlak.
AHLUL HAQ : Bukan... Akhlak buruk masyarakat memang masalah, namun bukan akar permasalahan. Akhlak itu untuk merubah individu, bukan merubah Masyarakat. Masyarakat akan berubah setelah 3 hal di rubah : Pemikiran, Perasaan, dan Aturan. Tanpa tiga hal itu, masyarakat hanya akan terdiri dari sebagian orang berakhlak baik, sebagian lainnya berakhlak buruk, karena masyarakat tidak terikat pada pemikiran, perasaan, dan aturan Islam. Justru setelah 3 hal tadi dirubah, maka berubahlah akhlak masyarakat.
ORANG BIJAK : Kebangkitan masyarakat Islam itu tercapai dengan Pendidikan.
AHLUL HAQ : Bukan, pendidikan buruk masyarakat memang masalah, namun bukan akar permasalahan. jika dibangkitkan pendidikan, seperti selama ini orang islam menekuni pendidikan Islam, maka hasilnya adalah adanya gedung sekolah, gedung pesantren dan boarding school. Berujung kepada menjadikan pendidikan sebagai dunia usaha yang menguntungkan pemodal. Lagipula dimana kemudian fungsi pemerintah untuk mengadakan pendidikan yang gratis?
ORANG BIJAK : Kalau begitu kebangkitan masyarakat tercapai dengan mengusahakan kesehatan.
AHLUL HAQ : Bukan. kesehatan buruk masyarakat memang masalah, namun bukan akar permasalahan. Selama ini Rumah sakit berlabel Islam terus dibangun. Wal hasil, kesehatan tetap mahal, dengan sistem kesehatan yang kapitalistik, berujung kepada pemodal rumah sakit yang ingin segera kembali modal dan mendapat untung. Lagipula dimana kemudian fungsi pemerintah untuk mengadakan sistem kesehatan yang gratis?
ORANG BIJAK : Kalau begitu kebangkitan masyarakat dicapai dengan kegiatan sosial.
AHLUL HAQ : Bukan. Kesejahteraan buruk masyarakat memang masalah, namun bukanlah akar permasalahan. Jika kegiatan sosial digiatkan, hasilnya adalah membanyaknya lembaga-lembaga sosial yang sebenarnya akan membuat lalai pemerintah dari kewajibannya mengurusi rakyat miskin.
Kebangkitan umat tercetus setelah masyarakat menyadari akar permasalahan, dan mengetahui solusinya. Akar masalahnya adalah ditinggalkannya hukum Allah, sehingga solusinya akar masalahnya adalah tegakknya Hukum Allah.
KEBANGKITAN UMAT HANYA AKAN BISA DITEMPUH DENGAN AKTIFITAS POLITIK ISLAM YANG HAQ. Yaitu aktifitas yang melahirkan pemikiran Islam, perasaan Islam, dan keterhubungan antara hidup dan aturan islam di dalam Masyarakat. Dengan kesadaran masyarakat yang dibangun berupa opini penegakkan hukum islam secara kaffahlah, maka organisasi penggerak politik itu, bersama-sama dengan masyarakat akan melakukan perubahan yang mendasar, dalam satu tujuan untuk bertaqwa pada Allah, menegakkan konstitusi Islam di negerinya.
Itulah yang akan melahirkan perubahan hakiki yang menjadi solusi umat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar