Sabtu, 07 November 2015

Keteguhan Seorang Syekh


✅ Beliau adalah Syeikh Taqiyuddin Annabhani. Saat beliau mendakwahkan Islam apa adanya, menyampaikan yg haq adalah haq dan yang bathil adalah bathil, hal itu membuat penguasa waktu itu, raja Abdullah bin Husein, marah besar.
Akhirnya, Syeikh Taqiyuddin ditangkap dan ditempatkan di penjara kota, di Amnan, Yordania.

✅Waktu itu, raja Abdullah mengundang beberapa orang ulama setiap minggu ke istananya di Raghdan. Hal itu mendorong para syeikh meminta raja Abdullah agar membebaskan rekan mereka, yaitu Syeikh Taqiyuddin. Maka tidak ada pilihan bagi raja. Lalu Syeikh Taqiyuddin dihadirkan ke istana kerajaan dengan dihadiri oleh sejumlah syeikh.

Ketika Syeikh Taqiyuddin duduk di tengah mereka, raja Abdullah sambil menatap ke arah beliau, dia berkata: "Dengarkan syeikh, apakah engkau mau berjanji akan berkawan dengan orang yang menjadi kawanku, dan memusuhi orang yang menjadi musuhku?".

Syeikh Taqiyuddin memandang raja Abdullah dan beliau tidak menjawab satu patah katapun. Raja Abdullah mengulangi hingga tiga kali dan marah besar.

✅Pada saat itu, Syeikh Taqiyuddin mengangkat kepala dan berkata: "Sesungguhnya, aku telah berjanji kepada Allah, untuk menjadikan kawan dekat orang-orang yang berwala (loyal dan taat) kepada Allah. Dan aku memusuhi orang-orang yang memusuhi Allah".

Maka raja Abdullah naik pitam dan berteriak: "Engkau adalah syeikh yang sangat berbahaya!!!".

Lalu ia berkata kepada tentaranya: "Tangkap dia dan kembalikan dia ke penjara".

Pada situasi yang membutuhkan sikap orang-orang yang bertaqwa, ternyata para syeikh yang hadir, tidak ada satupun yang mengucapkan barang satu kata pun... (Kitab Ahbaabullah, karya Syeikh Thalib Awadallah).
***
✅Benarlah kata Rasul, mengatakan yang haq dan berdakwah itu seperti memegang bara api.

Tidak akan sanggup melakukannya kecuali orang yang benar-benar bertaqwa kepada Allah.

Sungguh berbahagialah orang-orang yang bertaqwa.

Sungguh sangat berbahagia engkau, wahai Syeikh Taqiyuddin, semoga Allah meridloi dan merahmati engkau.

Sikapmu adalah sikap seorang ulama warasatul anbiya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar